selamat datang


web stats

Sabtu, 31 Mei 2014

CARA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR


 CARA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR YANG BAGUS BAGI PERTANIAN
Bagaimana cara pembuatan pupuk organik cair  (POC) sebenarnya sangat mudah. Bahan2 yang digunakan pun tersedia melimpah di sekitar kita. Unsur hara makro dan mikro yang menjadi kandungan pupuk organik hasil buatan sendiri inipun sebenarnya tidak kalah kualitasnya dengan yang beredar dan di jual di pasaran. Yang penting kita mampu memilih bahan2 pembuat pupuk organik cair dengan baik dengan referensi gambaran kandungan bahan pencampur yang harus kita pahami sebelumnya. Sehingga diharapkan hasil akhir pupuk organik cair yang siap pakai hasil produksi sendiri tadi nantinya bener2 memberi bukti yang sangat signifikan di lapangan.


Manfaat pupuk organik cair, antara lain :
  • menyuburkan tanaman,
  • memperbaiki struktur organik tanah sehingga tanah lebih remah tidak liat dan keras,
  • menjaga stabilitas ketersediaan unsur hara dalam tanah,
  • mengurangi dampak sampah di lingkungan sekitar.

Keuntungan penggunaan pupuk organik cair, antara lain :
  • mudah pembuatannya,
  • murah pembiayaannya, sebab bisa menggunakan bahan2 sisa di sekitar kita,
  • tidak ada efek samping baik bagi pengguna maupun bagi tanaman,
  • hasil panen tanaman lebih sehat dikonsumsi dan lebih tahan lama dalam penyimpanan.

‘Kekurangan’ penggunaan pupuk organik cair :
  • perlu ketekunan dan kesabaran yang tinggi sebab dalam tahap awal pemakaian biasanya tidak langsung memberi efek kesuburan yang signifikan bagi tanaman, dibanding penggunaan pupuk kimia terlebih jika diaplikasikan untuk tanah yang telah bertahun-tahun terbiasa menggunakan pupuk kimia,
  • karena dalam tahap awal kurang memberi kesuburan pada akhirnya dianggap kurang memberi hasil panen (walaupun sebenarnya terjadi efisiensi biaya dibanding penggunaan pupuk kimia yang relatif berbiaya lebih tinggi)

Bahan pembuat pupuk organik cair
  • Bahan baku pupuk organik cair yang sangat bagus yaitu bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi, seperti buah-buahan dan sisa sayuran (wortel, labu, tomat, nenas, sawi, selada, kulit jeruk dll). Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman, juga beberapa sisa sayuran - buah tersebut juga mengandung MOL (mikro organisme lokal) yang menambah pengayaan mikroorganisme dalam larutan pupuk organik cair nantinya. Perlu dicatat, sebaiknya bahan2 ini dicacah kecil syukur mampu dihancurkan (diblender) untuk mempercepat proses fermentasi. Jumlahnya 5-10% dari jumlah bahan pembuatan pupuk organik cair.
  • Mikroorganisme starter-bioaktivator, banyak dijumpai di pasaran dengan berbagai merk (1 liter). Ini diperlukan untuk mempercepat proses fermentasi biakan pupuk organik cair yang akan diproduksi, sekaligus efisiensi waktu dan biaya, di samping kualitas mikroorganismenya juga relatif lebih terjamin dibanding kalo kita harus membiakkan n menyeleksi sendiri biakan mikroorganisme.
  • Kotoran hewan ataupun urine hewan tersebut (15-20% dari jumlah seluruh bahan pembuatan pupuk organik cair)
  • Dedak (2-3kg), mengandung karbohidrat sebagai sumber bahan pangan n energi biakan mikroorganisme selama proses fermentasi berlangsung.
  • Tetes tebu (1 kg), bisa juga digunakan gula merah ato gula pasir. Dalam proses fermentasi, mikroorganisme tersebut membutuhkan sumber glukose.
  • Terasi, sebagai sumber bahan protein penambah. Karbohidrat, glukose dan protein memang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pembiakannya selama proses fermentasi berlangsung.
  • Air bersih bebas bahan kimia dan kaporit (150 liter)

Peralatan pembuatan pupuk organik cair :
  1. Kompor
  2. Panci untuk memasak air
  3. Pengaduk kayu
  4. Drum (200 ltr) berpenutup untuk proses fermentasi
  5. Saringan
  6. Botol untuk penyimpanan hasil akhir



Cara pembuatan :
  • Panaskan 5 Liter air sampai mendidih
  • Masukan dedak, terasi dan tetes tebu aduk hingga tercampur merata
  • Dinginkan adonan hingga suhu kamar
  • Setelah dingin masukan cairan starter-bioaktivator, aduk hingga rata
  • Siapkan drum, masukkan kotoran hewan, sisa sampah organik, dan campuran semua bahan di atas
  • Tambahkan air jangan terlalu penuh, sisakan ruang kosong di bagian atasnya,
  • Tutup rapat selama 2 hari, jangan di buka-buka
  • Pada hari ketiga dan selanjutnya penutup jangan terlalu rapat
  • Aduk-aduk setiap harinya selama 10 menit
  • Proses fermentasi berhasil ditandai dengan bau alkohol (seperti tape), makanya mulai hari ketiga tutup jangan terlalu rapat untuk membantu sisa gas bisa keluar, sebab ketika tertutup rapat, maka ketika dibuka dikhawatirkan menyemprot karena tekanan gas dari dalam drum
  • Setelah 1 minggu pupuk organik cair sudah dapat diambil dan disaring, masukan ke dalam botol yang sudah di sediakan
  • Simpan botol di ruangan sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung, pupuk organik cair siap digunakan untuk penyemprotan, pengocoran tanaman secara langsung atau ditambahkan untuk pembuatan pupuk organik padat (kompos-bokashi)
  • Agar bakteri mendapatkan kebutuhan Oksigen, tutup botol jangan terlalu rapat atau biarkan terbuka, bisa juga dilakukan aerasi (pengaliran udara) ke dalam drum untuk mensuplai oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme.
  • Ampas sisa saringan masih mengandung mikroorganisme, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, dedak, terasi, dan tetes tebu dengan perbandingan yang sama. Setelah 10 – 14 hari kemudian mikroorganisme sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.

NB :
Kuantitas pembuatan pupuk organik cair bisa disesuaikan sendiri dengan tingkat kebutuhan. Misal untuk skala kecil, kebutuhan tanaman sekitar rumah, bisa digunakan ember berkapasitas lebih kecil.
Untuk tanah yang sudah remah dan relatif subur, pupuk organik cair ini bisa langsung dikocorkan ke tanaman. Tetapi untuk tanah yang maasih keras, liat, maka sebaiknya pupuk organik cair dicampurkan dalam pembuatan kompos-bokashi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar